Senin, 19 April 2021

1 Milyar

Shania Andriana Aploegi

NIM : 11190260000089

Kelas : 4C


 



1 Milyar

 

Darah berceceran dan bercipratan. Aku tidak sengaja membunuh pacarku hanya karena kami berdebat masalah sepele. Dengan sigap ku ambil telepon genggam dan segera menelpon, “ apakah ini dengan Andrew yang dari website darkweb?”. Aku menjual tubuh pacarku untuk menghilangkan badan dan jejaknya. Beberapa menit kemudian terdapat mobil kontainer terparkir di depan rumah ku dengan kulkas besar didalamnya. Setelah mayat kekasihku di angkut, Andrew memberiku beberapa penawaran yang tidak mungkin kutolak. Lumayan juga mendapat uang 1 milyar secara percuma hanya dengan menjual organ. Namun uang itu harus ku ambil secara cash besok di salah satu bank ternama di kota ini. Bunyi sirene polisi tak berhenti sedari tadi, namun aku tidak peduli. 

Pagi pun tiba, ku pergi ke bank dengan jas rapih agar terlihat seperti orang kaya. Aku tak ingin orang meremehkanmu karena sebentar lagi aku akan segera memegang uang 1 milyar. Setelah mengantri beberapa menit, tiba giliran untuk ku maju. “selamat pagi pak Adi,  anda ingin mengambil uang atau mengirim uang?” tanya teller cantik yang bernama Nadya. “ dengan sombong aku mengungkapkan maksudku kepada teller cantik itu. Proses pencairan uang memakan waktu lama. Terdengar bunyi sirine yang membuyarkan lamunanku. “ADI PRASETYO ANDA KAMI TAHAN ATAS PEMBUNUHAN SARAH ASTRID”. Angan ku harus terhempas jauh kali ini. Aku di jebak oleh Andrew. Sial. Penjara lagi.

Rumah Baru (Flash Fiction)

Shania Andriana Aploegi 

NIM : 11190260000089

Flash Fiction


Flash Fiction (Cerita singkat)

Karena jumlah kata yang sedikit, sering kali flash fiction memiliki cara yang berbeda untuk membentuk cerita yang dibawanya. Jika dalam novel atau cerpen tradisional kita bisa membangun karakter protagonis, antagonis, setting, konflik, dan penyelesaian dengan leluasa; [dalam flash fiction], elemen-elemen tersebut sering kali bisa dihilangkan.

Berikut adalah contoh Flash Fiction karya Shania Andriana Aploegi alias saya.




Menyesal

 

Pagi nan cerah menyinari kamarku, matahari baru menunjukan batang hidungnya. Ku tarik nafas panjang dan menghembuskannya. Kepalaku terasa sangat sakit. ting..ting.. ting.. ah bunyi notif pesan membuyarkan lamunanku. Ada berpuluh-puluh pesan masuk di Instagramku. Aku terdiam. Ku buka satu persatu pesan dan diantaranya adalah seorang dari bar yang kudatangi semalam. “ayo kita pergi dari kota ini, kau bilang sudah bosan hidup bersama ayahmu yang pemarah itu, aku siap menanggung segala keperluanmu, ku jemput jam 9 nanti di apartemenmu”. Aku pun bergegas mengambil koper dan berberes. Waktu sudah menunjukan pukul 8.50. Mobil hitam sedan terparkir di depan lobby. Dengan setengah berlari aku memasukan barang-barang dan segera pergi sebelum dilihat satpam. Aku tak ingin ayahku tau soal ini. Setelah beberapa menit di perjalanan “kau masih ingat aku bukan?” kata pria itu. Aku mencoba me-reka ulang kejadian semalam namun sulit. “ahahaha Jason bukan?” kataku sedikit malu. “good girl” katanya. Sepanjang jalan kami bercerita dan tertawa, akupun larut kedalam obrolannya, kurasa ku jatuh cinta dengannya. “mari kita rayakan keberanianmu dengan minum sampanye, cheers”. Satu gelas dalam sekali teguk. Tidak terasa 2 jam sudah berlalu. Kami menyusuri hutan rimbun. Sudah tidak ada lagi mobil melintas. “dimana kita?” tanyaku namun tidak dijawab. Aku melihat sebuah rumah dengan segerombolan pria di depannya. Perasaanku mulai tak enak. Jason berhenti tepat di depan para pria itu, dan mereka berbicara sesuatu tentang harga, aku mulai takut dan mencoba untuk mengendap endap keluar saat kulihat seorang perempuan setengah telanjang berlari dari dalam rumah itu sambil berteriak minta tolong. Namun telat, kepalaku terasa berat. Andai aku tidak melakukan perjalanan ini. Tidak lama pintu mobil terbuka. “Selamat datang di rumah barumu, rumah bordil”.

2

Kepada lara yang sempat mampir, 

terbenamlah bersama pijar yang hampir berakhir. 

Biar aku merenung dan berbenah, 

agar esok saat terbit hidup baru, 

aku tak lagi melalaikan waktu.




Sabtu, 17 April 2021

1

Hujan menabur kesunyian malam ini 
Jemari menari menderas pada getar kata 
Kotori lembaran kertas nan putih 
Tak kala lirih ia mengikuti perasaan. 
Katamu ini akan sebentar saja ? 
Tak lebih lama dari Tuhan pertemukan kita.

Kamis, 11 Maret 2021

Tak Terkalahkan

 

   



       Tono Tidak Takut Tuhan, Tono Tetap Tawuran Tanpa Takut. Tono Tikam, Tusuk-Tusuk Terus Tanpa Takut, Teman-Teman Tono Terkejut Tono Tega Tusuk Tommy, Tommy Telah Tewas. Tanpa Tersadar, Tusukan Tegar Terkena Tangan Tono. Tangan Tono Terputus Tragis. Teman-Teman Tercengang, Tono Telah Tumbang. Tegar Terseyum, Tegar Tidak Terkalahkan.

Sabtu, 06 Maret 2021

Story of my life


My  name is Shania Andriana, and I was born in Yogyakarta on 7th October 2000. I’m the fifth child of 6 children. I’m currently in the fourth semester at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, English Literature major. The reason why I took this major was because there are so many job opportunities along with the rapid progress of various aspects in our country.

 

During my study in English Literature, it taught me to hone my analytical skills while understanding literary works, understanding philosophy and of course have the opportunity to create our own literary works. Besides that, the knowledge I got which is not the least that I could put into my personal life, such as increasing communication skills and the capability in understanding English conversation from my favourite movie. By doing that repeatedly will make me familiar with the language until I finally understand and continue to hone it to my maximum ability.

 

One of my hobbies is traveling. I really like and always wants to know about new things, new atmosphere. Because I feel that building relationships from early age is important. And because of that many of my friends said that I am someone who is easy to get along with. Apart from that, I like to sing and playing music such as guitar and piano.

 

I am a very adventurous person too and like to take the risk. I like to do a creative thing. Besides doing old stuff again and again. Learning new things is the one thing which I always enjoy. Now I am planning to buy a violin and practice it my myself.

 

But now I feel that I have a lot of free time, and often feel bored when I don’t do activities. So right now I’m in the mood to hang out with friends and discus interesting things. Even though the corona virus, I’m currently spreading, I never forget to always wear a mask and comply with health protocol to prevent transmission of the corona virus.

 

As every human have weaknesses, so do i. I am a little bit lazy at some places which I do not like. While free time, I pass my lot of time there which is not a good habit. But I try my best to overcome my weaknesses.

 

My expectation from this essay writing class is to develop how I can created better essays whose words are good and can be accepted by the community and can write down my ideas or concerns to the public. In this class, I also want to know more about how to write essays, and develop ideas in essays and deliver criticism without having to offend others.

 

 

My hope after graduating from my beloved UIN is that I can read literary books by understanding the meaning in the book more deeply, can work in accordance with using good and correct English

REVIEW FILM IMPERFECT 2019

Name : Shania Andriana Aploegi Class/NIM : 6C /  11190260000089 Subject : Introducing to Cinema   REVIEW FILM IMPERFECT 2019       First of ...